Berawal dari hutan beringin, yang kemudian dijadikan sebuah pasar. Pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta, tidak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakara pada tahun 1758. Pasar ini diberi nama Bringharjo karena memiliki arti wilayah yang semula berupa hutan beringin (bering) yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Pasar Beringharjo sangat dekat dengan nilai historis dan filosofis bersama Kraton Yogyakarta karena telah melewati tiga fase, yakni masa kerajaan, penjajahan, dan kemerdekaan. Pembangunan Pasar Beringharjo merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut Catur Tunggal. Dimana pola tata kota ini mencakup empat hal yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. Ciri khas bangunan Pasar Beringharjo dapat dilihat pada interior bangunan yang merupakan perpadua antara arsitektur kolonial ...
Coretan-coretan wagu untuk sendiri di luar media sosial mainstream.